Semakin banyak platform
digital saat ini, tentu makin banyak gempuran dari marketers dalam berinovasi dan adaptif terhadap segala perkembangan.
Menyajikan konten, menjadi bidang kompetitif tersendiri bagi dunia digital
terkhusus marketing. Namun, ada satu platform yang patut kita lirik arah
trendnya, sebuah platform dengan audio/suara sebagai alat utamanya: podcast.
Sekilas, podcast memiliki
kesamaan format dengan radio yang memang sejak dulu digunakan oleh banyak orang
untuk mencari beragam informasi. Perbedaan unggul ialah podcast memiliki
beragam konten, bervariatif, unik, dan audiens tinggal memilih sendiri. Hal ini
yang tidak didapatkan oleh pendengar radio, jika pendengar radio hanya
“menerima” siaran radio tanpa bisa memutar kembali siaran kesukaannya, audiens
podcast bisa memilih konten yang mereka sukai, memutar ulang, berganti ke
konten podcast lainnya sembari melakukan aktivitas lainnya seperti nge-gym,
memasak, mengemudi. Konten demandable seperti
podcast yang membuat layak kita perhatikan menjadi marketing tools/alat pemasaran. Mengapa bisa demikian?
Pertama, podcast lebih
murah dan cepat diproduksi. Hukum ekonomi berlaku disini; modal minim dengan
mengharap keuntungan yang berlipat. Merekam episode podcast jauh lebih sedikit
memakan waktu dibanding merekam video atau menulis artikel. Alat-alat yang digunakan
untuk merekam pun tidak sampai puluhan juta (kita tidak mengambil contoh
alat-alatnya podcaster seperti Raditya Dika, Unfaedah Podcast atau Podkesmas
ya, dikarenakan mereka sebelum terjun di dunia podcast sudah memiliki nama).
Persiapan sebelum merekam episode podcast lebih kurang menyiapkan outline tema yang akan dibahas,
lingkungan bebas polusi suara dan sisanya kemampuan pembicara atau bintang tamu
dalam sesi acara. Adakah yang terlupa? Software untuk mengedit hasil rekaman!
Kembali ke kalimat hukum ekonomi di awal tadi, software untuk mengedit suara
cukup banyak, jika mencari yang tidak berbiaya disarankan menggunakan Audacity.
Kedua, podcast nyaman
diakses untuk meningkatkan jangkauan audiens. Konten audio lebih nyaman
didengar dan diakses karena bersifat orisinalitas dan pribadi. Orang-orang yang
menyukai suatu konten dari podcaster biasanya memiliki semacam keterikatan
terhadap isi dari konten tersebut. Hal yang menguntungkan apabila kemampuan
observasi podcaster menyentuh banyak khalayak dan bisa meningkatkan jangkauan.
Platform untuk mempublikasikan podcast pun sudah banyak, katakanlah semisal
iTunes, Soundcloud, Anchor, Google Podcast, Spotify. Ketika mengekspos podcast,
platform podcast itu sendiri bisa menjadi mesin pencari versi audio, yang mana
tentu meningkatkan dan menumbuhkan audiens.
Ketiga, peluang untuk
bertemu dan berbicara dengan tokoh tertentu. Dalam podcast ada format monolog,
berbicara sendiri mengenai sesuatu, format grup dialog seperti podkesmas dan
unfaedah, yaitu sekelompok orang membahas hal tertentu, dan ada yang memakai
format wawancara. Walaupun hal tersebut opsional, banyak dari konten podcast
yang menggunakan format wawancara, biasanya yang dibahas adalah hal tertentu
yang membutuhkan pendapat si ahli/narasumber. Tentu hal ini bisa meningkatkan
audiens dengan mempromosikan brand/podcast yang Anda miliki sekaligus menambah
koneksi. Sambil menyelam minum air, bukan?
Podcaster pun bisa
monetisasi terhadap kontennya dengan menyediakan slot waktu sebagai iklan
komersil ataupun menerima donasi langsung dari para audiensnya.
Salah satu podcast yang
menarik adalah Spatium Amerta, podcasternya adalah Rivky Goesvi, seorang alumnus Sosiologi Universitas
Andalas. Konten podcastnya berbasis audio-blog dengan menceritakan sudut
pandang pribadi terhadap hal-hal tertentu dengan bumbu-bumbu pemikiran ala anak
sosial politik.
Menarik memang jika mendengar
dan melihat keunggulan podcast sebagai sarana marketing. Namun dibutuhkan
konsistensi dalam manajemen pembuatan podcast dan analisis data dalam
pengembangannya apabila memang serius digunakan untuk bisnis. Namun hidup tidak
serta merta untuk keuntungan saja, fungsi hiburan diperlukan dalam podcast ini mana
kala keterikatan rasa membangun chemistry
antara podcaster, audiens, dengan konten yang dibawakan. Brand awareness
pun bisa terbentuk dari hal-hal kecil namun padat dan bermakna.
Pendengar podcast
semakin meningkat setiap waktunya, diversifikasi platform ini patut dimasukkan
dalam daftar strategi digital marketing kedepannya.